Oleh: Yusradi Usman Al-Gayoni
(Majalah Bulanan Lentayon Negeri Seribu Bukit Edisi IV Thn III 2009)
Ketika ku hadir menangis
Engkau tersenyum haru
Ketika ku dahaga
Engkau beri aku air kehidupan
Saat ku lapar
Engkau beri aku makanan terbaik yang pernah ada
Ketika aku kedinginan
Engkau dekap aku dengan kehangatan cintamu
Ketika ku resah
Engkau selalu bersamaku
Ketika ku ketawa
Engkau tersenyum bahagia
Ketika mentari menyentuh tubuhku
Engkau selimuti diriku dengan upuh panyang itu
Ketika ku tumbuh
Engkau bentuk jiwaku
Ketika ku berjalan dan jatuh
Engkau peluk erat diriku dengan tetesan ari matamu
Ketika aku tidak tahu
Engkau ajarkan aku pelajaran hidup sehingga aku tahu arti sebuah kehidupan
Ketika pagi datang
Engkau berkata, ”wet-wet, semiang-semiang”
Ketika hari berganti
Engkau senantiasa mengingatkan, ”semiang, ngaji, nye belejer”
Ketika semangat ku hampa
Engkau datang dan berkata, ”anak ku, kamu bisa”...
Ketika kami ingin sesuatu
Engkau daki gunung-gunung itu
Ketika kami ingin sesuatu
Engkau tuai padi-padi itu
Ketika kami ingin sesuatu
Engkau jajakan hasil keringatmu di tengah gelapnya pagi
Semata agar kami bisa tersenyum
Ketika ku jauh darimu
Bibirmu kerap berucap, ”lindungi anak ku ya Tuhan”
Ketika engkau teringat padaku
Engkau bersimpuh dihadap-Nya dan berdoa penuh harap
”Berilah kesehatan, kemudahan dan pertolongan-Mu pada anak ku”
Ine...aku rindu kehangatan mu
Ine...aku rindu belaian kasih sayang mu
Ine..aku ingin bersimpuh di kaki mu
Dalam kesendirianku, ku terus mengingat petuahmu
“Gelah kemel anak ku,”
“Gelah i desi untungmu...bayak bajungku,”
“Gelah makal mas pirak ku”
“Karena kam daling pelongenku.”
Ya Tuhan...
Berilah hal yang terbaik bagi ama inengku...dan kami
*Malang, 2 Agustus 2007 (11.30-00.00)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar